Kamis, 09 Juni 2011

Ketika CInta menggoda... ^^

Bismillahirahmanirahim...
Assalamu'alaikum warohmatullahi wa barokatuh...
Virus cinta memang mematikan. Ia menutup mata, telinga, dan mulut orang yang tengah diselimuti aroma romantisme cinta. Mata akan selalu tertutup selama cinta itu bersemayam dalam hati si pecinta, sehingga ia pun tak akan peduli tentang paras dan tingkah laku orang yang dicintai, termasuk pandangan orang lain terhadap pujaan hatinya. Pun dengan telinga si pecinta yang akan selalu tertutup terhadap segala tutur kasar atau kurang sopan yang diucapkan pujaan hati, juga tertutup terhadap nasihat orang-orang di sekitarnya. Meski orangtua yang selama ini dihormatinya turun tangan dalam memberi nasihat yang baik padanya, ia malah akan memandangnya sebagai suatu penghalang bagi hatinya yang tengah dilanda cinta. Tak pelak banyak hubungan orangtua dan anak yang remuk kala sang anak dimabuk cinta. Begitu pula dengan mulut si pecinta yang akan tetap terkatup lantaran ketakjubannya pada pujaan hati, meski kemudian muncul hal-hal tidak menyenangkan dalam hubungannya dengan pujaan hati. Pantaslah banyak kasus kekerasan dalam hubungan pacaran ataupun KDRT dalam hubungan suami istri yang jarang terungkap tuntas. Pantaslah banyak kasus aborsi yang kini makin tak terhindarkan di kalangan remaja kita. Mengapa demikian? Karena di usia remaja ini lah, para pemuda pemudi kita mengalami suatu masa yang disebut pubertas dan biasanya mulai mengenal dan menikmati cinta lewat suatu ikatan bernama pacaran. Masa mereka menikmati manisnya cinta ini, biasanya para remaja ini bersedia untuk melakukan apapun demi orang yang dicintainya. Sungguh inilah salah satu godaan terbesar yang setan sodorkan pada manusia. Kalau boleh diasosiasikan dengan para ikhwah akan jadi seperti ini: para ikhwah adalah orang-orang yang selama ini mencoba menjaga hati dan perasaannya terhadap lawan jenis mereka karena selama ini mereka didoktrin tentang hubungan yang dihalalkan hanyalah hubungan dalam ikatan pernikahan. Jadi ketika ikhwah merasakan jatuh cinta dalam interaksinya dengan lawan jenisnya, maka para ikhwah ini tak ada bedanya dengan para remaja yang tengah dilanda cinta pada usia pubertas mereka. Hanya saja ketika ikhwah jatuh cinta, maka akan dapat menimbulkan ekses positif maupun negatif.

Ketika ikhwah jatuh cinta dapat menimbulkan ekses positif apabila ketika ia jatuh cinta, ia mencontoh sikap Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra yang sebenarnya telah saling tertarik alias jatuh cinta jauh sebelum mereka dinikahkan oleh Rasulullah SAW yang merupakan ayahanda Fatimah Az Zahra. Namun meski ada cinta yang telah bersemayam, mereka tidak pernah saling mengutarakan perasaannya, baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. Sikap menjaga hijab diantara keduanya tetap berlaku seperti layaknya hijab yang mereka berlakukan manakala berinteraksi dengan lawan jenis lainnya. Keduanya tetap saling menjaga pandangannya. Pun ketika Rasulullah SAW menyatakan pada Fatimah bahwa beliau berniat menikahkannya dengan seseorang, tak ada sepatah kata pun yang diucapkan Fatimah untuk meminta pada ayahandanya agar menjadikan Ali sebagai calon suaminya. Inilah potret cinta ikhwah yang indah. Manakala hati tetap dijaga dengan menjaga lisan, tulisan, dan perbuatan terhadap orang yang sebenarnya kita cintai. Saya pun jadi teringat nasihat seorang saudari seiman dulu sebelum saya mengenal tarbiyah ini. Beliau mengatakan pada saya bahwa apabila kita menahan perasaan cinta dan tidak mengungkapkannya lewat lisan, tulisan, ataupun perbuatan kemudian kita mati dengan tetap masih menahan perasaan tersebut tanpa pernah mengungkapkannya, maka matinya kita adalah syahid. Subhanallah! Betapa Allah menghargai sikap sederhana tersebut dengan gelar kemuliaan syahid yang banyak diidamkan orang yang beriman. Ekses positif lainnya yang dapat muncul yaitu makin taqorrub-nya orang yang jatuh cinta pada sang Khalik, motivasi baginya untuk cepat lulus, lebih sukses, lebih mapan, lebih sholeh/sholehah, lebih ghodul bashor,dan lebih-lebih lainnya yang pada akhirnya akan menjadi bekalnya untuk siap memasuki gerbang pernikahan yang Allah ridhoi.

Namun sayangnya, ketika ikhwah jatuh cinta pun dapat menimbulkan ekses negatif manakala ia tak dapat mengendalikan perasaannya. Mungkin iya, ia menjaga lisannya hingga tak terucap kata cinta atau sayang pada pujaan hatinya. Namun terkadang seringkali ikhwah khilaf dalam tulisan dan perbuatan yang dilakukannya kala berinteraksi dengan pujaan hatinya. Banyaknya kasus sms mesra, banyaknya kasus sms curhat, banyaknya ikhwan akhwat yang saling nge-take-in calon mempelainya, banyaknya proses ta’aruf yang berlarut-larut, banyaknya hubungan tanpa status (HTS) antara ikhwan akhwat yang sama saja dengan orang yang berpacaran, dan sebagainya merupakan contoh nyata ekses negatif yang muncul manakala ikhwah jatuh cinta.


“Sesungguhnya fitnah selalu ditampakkan pada hati.
Jika hatimu merasa senang dengannya maka satu titik hitam digoreskan padanya,
dan jika ia ingkari maka satu titik putih diletakkan padanya.”
– Hudzaifah bin Yaman


Sungguh, tak takutkah kita akan murka-Nya?


“Alhaqqu tsaqilun mariyyun,
walbathilu khafifun wabiyun,
wa rubba syahwatin turitsu huznan thawilan
(Kebenaran itu berat dan lezat, batil itu ringan dan membawa laknat.
Berapa banyak syahwat telah menyebabkan duka yang panjang?).”
– Ibnu Mas’ud.


wallahu'alam bishowab

(dari sebuah grup; penulis izzah Islam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar