Minggu, 08 April 2012

Keindahan Yang Sempurna, Islam Is beautiful

Alhamdulillahirobbul ‘alamin...

Oke deh, kalau saya katakan “Islam Is Beautiful” apakah kamu setuju?? “Setujuuuuuu”. Ya, memang begitu, kamu harus setuju bahwa Islam Is Beautiful. Islam itu indah, ajarannya indah, peraturan-peraturannya indah dan penganutnya-pun adalah pribadi yang indah (idealnya). Keindahan islam sungguh sangat sempurna, mulai dari hal yang sederhana hingga mencakup hal-hal yang kompleks. Wajar saja islam itu adalah keindahan yang sempurna karena memang islam murni berasal dari aturan yang Maha Sempurna, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak ada yang bisa menandingi kesempurnaan ajaran islam ini. Karena, siapa sih yang mampu menandingi kesempurnaan Allah? Meski-pun seluruh rakyat Dunia se-jenius Albert Einstein mau bikin peraturan semisalnya peraturan-peraturan di ayat Al-qur’an, Saya yakin 100% g’ bakal bisa deh. Sejarah sudah membuktikan, satu ayat-pun g’ ada seorang bahkan sekelompok manusia plus jin-pun yang dapat menciptakan peraturan seperti kesempurnaan aturan Allah. Nah lo? Karena memang manusia g’ ada yang sempurna, makanya g’ bakalan bisa deh bikin peraturan yang lebih baik dan sempurna dari Aturannya Allah... (setujuuuu g’?? setujuuu...
Memang, terkadang kita suka pilah-pilih peraturan Allah untuk kita taati atau khianati (waah). Misalnya nih, ada  peraturan yang menyuruh kita untuk sholat. Oke lah kita laksanakan, tapi pas giliran ada peraturan yang menyuruh kita untuk Berhijab (Berkerudung dan berjilbab bagi muslimah) dan ngelarang untuk PACARAN. Eeh malah adanya kita sudah su’dzon duluan dengan Allah (berburuk sangkan gitu). “aah kenapa g’ boleh pacaran? Kan nanti sulit mengetahui calon suami/istri” atau “aku kan belum siap untuk berkerudung apalagi pake baju yang “dower-dower” (longgar) gitu? Nanti aku g’ bakal laku...”. Eitz... Stop deh plis... Heloo.. jangan gegabah menjustice sepihak hukum-hukum Allah. Sebenarnya Siapa sih yang lebih mengetahui maslahat dan mudharat “sesuatu” selain yang Maha Mengetahui? Allah Subhanahu wa Ta’ala saja kan??
Islam adalah keindahan yang sempurna. Kesempurnaannya terletak pada sempurnanya hukum peraturan (Syara’) serta aqidah yang menjadi dasar yang membedakan islam dengan agama-agama lainnya. Nah, didalam kesempurnaannya ini terkandung keindahan tersendiri bagi penganutnya. Semua hukum peraturan Allah pasti terkandung hikmahnya tersendiri. Boleh jadi kita membenci itu, tetapi bisa jadi Allah menyisipkan berjuta kebaikan didalamnya. Bisa juga kita menyukai sesuatu, tetapi didalamnya terkandung beribu ketidakbaikan yang dipandang Allah bagi kita. Yakinlah, Allah tidak pernah dan tidak akan pernah mendzolimi hamba-Nya. Allah menciptakan peraturan-peraturan itu untuk kebaikan kita sendiri. Allah Maha pengasih, karena itu Dia sangat sayang kepada kita, Dia tidak ingin kita terjerambak dalam kesesatan dan kekacauan. Bukankah salah satu fungsi dari peraturan-peraturan Allah itu sendiri adalah sebagai pedoman kehidupan kita?. Coba bayangkan, seandainya saja di jalan raya g’ ada aturan untuk stop saat lampu merah? Apa yang akan terjadi?? Kacau kan? Yah tak bisa dipungkiri, mungkin masih ada aja yang “ngedek” g’ mau ikutin peraturan itu dan akhirnya menemukan “kekacauan” dalam hidupnya (Galau ‘am), tapi pada dasarnya peraturan itu dibuat untuk kebaikan kita sendiri, so sweet banget ya? Allah sungguh sangat sayang kepada kita...
Islam Keindahan yang sempurna,, Islam Is Beautiful,, So yoo, kita sama-sama terapkan peraturan-peraturan Allah dalam hidup kita!! Agar hidup kita jauh dari kekacauan. Jangan galau, jangan labil bila kita belum bisa menerapkan semuanya sekaligus (tapi ada juga lo tipikal orang yang mampu gini), dengan berjalannya waktu dan pemahaman serta kontiniuitas kita dalam meng-upgrade keimanan, Insya Allah 1 atau beberapa waktu mendatang kamu akan malu sendiri dengan keadaan kamu sekarang dan berkata,, “Duuh.. Dulu aku Jahiliyah bangetz ya,, Ya Allah, terimakasih Engkau telah memberiku petunjuk-Mu untuk aku kembali ke fitrah ku sebagai hamba-Mu yang taqwa.. aamiin”
Wallahu’alam bishshowab...




NB: Hak cipta dan Hak milik hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala,, namun... ada baiknya jika di copas menyertakan link blog ini... sangpendambasurga@blogspot.com

Rabu, 21 Maret 2012

Catatan mahasiswa Dodolz “Terimakasih dan maaf ku, untuk mu Ikhwan no 2 yang ku cinta, Ayahanda...”

Bismillahirrahmanirrahim...

Sejujurnya, aku tak tega membiarkan ayah dan seorang rekannya nongkrong di halaman kontrakan ku. Ya apa daya, seandainya saja pemuda itu (seorang pemuda yang kira-kira berumur 23 tahun) tidak ikut, maka aku akan menemani beliau. Kenapa begitu? Ya karena kalau aku sendiri saja yang menemani ayah ku dan pemuda itu nanti ayahku bercerita macam-macam kepada pemuda itu. Aku risih, karena suatu hari ayahku entah bercanda atau serius, ingin berniat “menjodohkan” ku dengan pemuda itu, sontak aku protes... huuft (aku ga mau donk...) jadilah seperti ini, aku tak ingin ayah terlalu berusaha untuk mendekatkan ku dengan pemuda itu.

Wajah ku tertunduk dengan menahan tetesan emosi yang siap meluap mengalir bersama butir-butir air mata. “duuh,, tahan, karena hal ini memalukan bagiku, menangis di hadapan ayah..”  nantinya ayah akan menyangka macam-macam, dan lagipula aku tak ingin ayah cemas. Aku pun tak bisa berkata banyak saat menjawab pertanyaan-pertanyaan ayah. Hanya isyarat anggota tubuh yang bisa ku lakukan karena suara ku sudah mulai berubah menjadi parau menahan air mata ini. Sejujurnya, air mata ini tak dapat tertahan lagi melepas kepulangan ayah ke Banjarmasin. Karena ku tahu, sangat-amat jarang sekali ayah ku mau menjunguk kami di kontrakan ini. Dan juga ayah rela jauh-jauh dari Banjarmasin ke Martapura Cuma untuk mengantarkan uang untuk ku (padahal kan bisa lewat transfer ATM atau dititipkan seperti biasanya). Yah, mungkin ayah memiliki agenda tersendiri kenapa “tumben-tumbennya” menjenguk kami disini, dan kurasa itu ada hubungannya dengan pemuda itu.

Kita tinggalkan kisah pemuda itu, sejujurnya banyak hal yang ingin ku bicarakan dengan ayah, tapi... aah,, hubungan aku dan ayah akhir-akhir ini memang jarang terjadi komunikasi. Selain karena aku memang jarang ke Banjarmasin (hampir 1 bulan sekali saja aku ke Banajramasin) dan itu-pun jika aku ke Banjarmasin, pastinya aku datang pada sabtu malam dan dihari minggunya pagi-pagi sekali aku sering ke Banajarbaru lagi untuk menghadiri seminar dan semacamnya di kampus. Ditambah lagi kondisi rumah di Banjarmasin yang kurang kondusip untuk ku dan ayah berbincang-bincang seperti dahulu. Aku memang akrab dengan ayah ku, bahkan ayah ku sering “curhat” padaku dibandingkan dengan kaka-kaka ku lainnya. Sejak ibu telah menghadap pada-Nya, ayah ku lah yang mendidik ku. Menjadi single parent yang patut menjadi contoh bagi anak-anaknya memang bukan hal yang mudah. Bekerja membanting tulang dan harus memberikan pengajaran agama di malam harinya. Satu hal yang membuatku salut dan bangga terhapad ayah ku, ayah ku tak pernah melalaikan sholat, meskipun beliau terbaring di kasur Rumah Sakit dan beliau juga sering memberikan petuah-petuah yang sering membuatku “keras” dalam menjalani hidup ini.

Ayahku memang bukan tipe yang tegas dan keras, bahkan ayah ku tak tega jika melihat anak perempuanya menangis minta belikan sesuatu. Meski dengan uang yang ala kadarnya, ayah ku berusaha agar kebutuhan finansial kami tercukupi, meski terkadang kami harus menjalani hidup dengan HEMAT. Ayah ku juga bukan orang yang sangat relijius, meskipun begitu, ayah ku sering pergi ke mesjid. Suatu hal yang membuatku berterima kasih kepada yah ku adalah, karena sejak kecil, setelah kepergian ibu ku, hal yang pertama ayah ku didikan kepada ku adalah perkara agama. Sepulang sekolah dasar, ayah pasti menelpon ku dan menanyakan sholat dzuhur dan ashar ku. Dan saat sholat magrib-isya-subuh, aku dan ayah harus sholat berjamaah baik dirumah maupun di mesjid muhammadiyah. Dan setiap malam minggu, ayah ku pasti mengajak ku pergi, bukan untuk bermalam mingguan tetapi untuk menghadiri pengajian. Dan tentunya, setiap harinya aku harus tilawah minimal 1 halaman. Mungkin untuk anak seusia ku (kira-kira umur 8-12 tahun) hal itu dirasa cukup berat (survey, bertanya kepada teman-temanku dulu) tapi, aku rasakan hasilnya sekarang, paling tidak pengajaran agama itu membuatku mudah untuk menerapkan kepribadian islam di saat lingkungan ku banyak berbuat maksiat (so, untuk calon-calon ortu, jika anda ingin anak anda menjadi anak yang sholeh, maka sejak dini kenalkan lah ia dengan agama ini). Didikan ayah itu sanngat terasa kini. Kini aku tumbuh menjadi remaja (atau sudah wanita ya??) yang kata orang berwatak “keras atau Tegas” (tapi aku g’ suka dengan kekerasan lo?).

Ayah,, Meski aku tak pernah dan mungkin hingga akhir hayat ku pun tak pernah mengatakan aku sayang ayah, aku cinta ayah. Kau pasti tahu watak anak mu yang satu ini. Seorang gadis yang tak terbiasa mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata. Yang bisa ku tunjukkan pada mu hanyalah mematuhi perintah mu, melaksanakan apa yang kau inginkan terhadap ku (kecuali memang itu bertentangan dengan hati ku). Aku akan berusaha menjadi anak yang berbakti padamu, menjadi anak yang sholeh untuk ibu dan ayah. Hingga saatnya di akhirat akan ku hadiahkan surga untuk kalian berdua (dengan menjadi anak yang sholeh).

Untuk mu ayah ku,, maafkan aku, yang sekarang ini tidak bisa menjadi dokter yang akan merawatmu di hari tua, tapi aku akan berusaha menjadi kepala rumah sakit (minimal puskesmas) yang dapat menjamin mu mendapatkan penngobatan yang layak di hari tua mu. Maafkan aku sampai sekarang masih meminta uang saku padamu, tapi aku akan berusaha membangun Rok Suboer menjadi usaha yang dapat berkembang nantinya. Maafkan aku, belum bisa menjadi anak yang sholeh,, maafkan aku, seringkali mengecewakan mu dan membuatmu marah padaku. Dan Terima kasih atas didikan mu, pengajaranmu dan jasa-jasa mu yang tak terkira hingga sekarang. Aku Bangga Padamu,, Ayah ku.....

Ya Allah,, Ampunilah aku dan dosa ke Ibu Bapak ku, dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangi ku di waktu kecil. Ya Allah Luaskan dan Lapangkan lah kubur Ibu ku, dan ampunilah dia dari azab kubur dan neraka, serta berilah rizki yang lapang kepada Bapakku dan karuniailah kesehatan dan umur yang berkah padanya. Aamiin Ya Rabbul ‘alamiin...

Banjarbaru, 18 maret 2012
19:34 WITA 


NB: Hak cipta dan Hak milik hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala,, namun... ada baiknya jika di copas menyertakan link blog ini... sangpendambasurga.blogspot.com

Selasa, 31 Januari 2012

Seberkas catatan mahasiswa dodolz... Mahasiswa Dodolz come back....

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrabil 'alamin,,, setelah sekian lama tak membuka ini blog, rasanya gimana gitu,, yah setelah banyak insiden akhir-akhir ini yang membuat tak sempat untuk melentikkan jari diatas keyboard atau sekedar posting artikel copas di blog ini,, hmm... Alhamdulillah bisa posting "sesuatu" yang Insya harus Bermanfaat... oke kali ini tulisan ini mengisahkan kisah seorang mahasiswa dodol yang dodol sekali dalam membuat mimpi,, yah sudahlah,, let's chekidot boikot yooo....


Kisah mahasiswa, pena dan dunia

Ini kisah seorang mahasiswa yang berasal dari pinggiran kota. Merantau dengan berjuta asa, kuliah di sebuah fakultas ternama. Berbekal dengan semangat membara dan sedikit jiwa “pemberontak” dalam dirinya ia jalani hari dengan predikat seorang mahasiswa.

Semester satu, ia awali langkahnya mencari ilmu. Beribu-ribu slide dosen-pun tak mampu tuk memadamkan semangat pembaru dalam kalbu. Bahkan baginya, slide-slide itu membuat dirinya berfikir berbeda dengan rekan mahasiswa lainnya. Apa bedanya? Dikala mahasiswa lain sedang asik bercengkrama dengan tumpukan slide ”raksasa” atau sekedar “ngerumpi” tentang pacar-pacar mereka, ia mencoba berfikir berbeda dengan memandang kuliah dalam sudut kacamatanya. Ia berusaha berfikir kritis untuk mengiris-ngiris keadaan dilematis yang dilihatnya semakin miris. Tapi sayang, disaat fikirannya mulai berkembang, tak ada kesempatan yang lapang untuk menampung kemirisan hati yang kian meradang. Ia tak tahu, bagaimana caranya untuk menumpahkan semua itu. Tak ada orang yang mengajarkan dirinya seni dan etika seorang “Mahasiswa”. Ketika ia menyaksikan rekan-rekan lain sedang asik beradu argument, ia pun hanya bias diam. Karena ia sadar, ia bukan seorang yang pandai untuk menerjemahkan bahasa fikiran menjadi bahasa lisan. Semakin waktu berjalan, semua kemirisan hati yang kian meradang kini sedikit demi sedikit ia lupakan dalam diamnya dirinya.

Semester dua, ketika dirinya sudah terpapar dunia mahasiswa. Bersosialisasi dan berinteraksi membuat akulturasi dalam dirinya pun tak bias dihindari. Kini ia mulai apatis dalam menghadapi keadaan yang kian dilematis. Waktu-waktunya ia habiskan seperti mahasiswa kebanyakan. Jalan-jalan, narsis-narsisan, eksis-eksisan, dan sekitar kegiatan itulah yang ia lakukan. Tapi, di semester ini, ia menemukan sebuah wadah yang dapat menampung dan mengasah potensinya. Wadah itu bernama KSI Asy-Syifa. Meskipun KSI-A memberinya banyak ilmu, tetapi tetap saja potensi “bom waktu” dalam dirinya belum tereksplorasi dengan sempurna. Tapi, sedikit demi sedikit mampu menempanya menjadi seorang pribadi yang bangga akan agamanya. Dengan beriringnya waktu, KSI-A membuka jalan untuk dirinya. Membuka potensi kepemimpinan, membuka link serta jaringan, dan juga rekan-rekan dalam 1 misi dan visi kebersamaan. Ia sadari, dunia tak sesempit kepentingan pribadi, egoissentris diri, atau ingin mendominasi dengan kelebihan diri. Dunia itu lebih daripada itu. Kebersamaan, persatuan dan ikatan yang melebihi ikatan kebangsaan, membuat dirinya kembali bermimpi untuk mengembalikan izzah dien ini berserta umat menuju keridhoan ilahi.

Semester tiga, ketika ia mulai melirik kembali dilematika disekitarnya. Kebobrokan akhlak, beserta virus-virus pemikiran lainnya seperti sekularisme, hedonisme, dan kapitalisme sudah mencampur baur dalam paradigm mahasiswa disekitarnya. Bagaimana ia ingin mencapai mimpi-mimpinya?, hanya dengan dakwah fikirnya. Kini, ia mulai berazam di jalan yang penuh halang rintang. “aah, tak apa.” Itulah prinsip dalam benaknya. Tapi pertanyaannya, bagaimana caranya ia ingin memulai dakwahnya?. Ia sadari ia bukan orang yang terlalu bagus untuk menceramahi diri apalagi orang lain?. Lidahnya terlalu kaku saat argument-argumen saling beradu. Apa yang bias ia lakukan? Kini ia sedang mencoba merajut pemikiran-pemikiran bersama goresan-goresan pena dalam kesatuan pemikiran islam. Ia mencoba merubah dunia berserta paradigma dengan goresan pena. Dan semester empat?? Ia yakin, bahwa tekadnya semakin bulat untuk maju membangun peradaban islam dalam kesuksesan. (Selesai)



NB: Hak cipta dan Hak milik hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala,, namun... ada baiknya jika di copas menyertakan link blog ini... sangpendambasurga.blogspot.com