Rabu, 21 Maret 2012

Catatan mahasiswa Dodolz “Terimakasih dan maaf ku, untuk mu Ikhwan no 2 yang ku cinta, Ayahanda...”

Bismillahirrahmanirrahim...

Sejujurnya, aku tak tega membiarkan ayah dan seorang rekannya nongkrong di halaman kontrakan ku. Ya apa daya, seandainya saja pemuda itu (seorang pemuda yang kira-kira berumur 23 tahun) tidak ikut, maka aku akan menemani beliau. Kenapa begitu? Ya karena kalau aku sendiri saja yang menemani ayah ku dan pemuda itu nanti ayahku bercerita macam-macam kepada pemuda itu. Aku risih, karena suatu hari ayahku entah bercanda atau serius, ingin berniat “menjodohkan” ku dengan pemuda itu, sontak aku protes... huuft (aku ga mau donk...) jadilah seperti ini, aku tak ingin ayah terlalu berusaha untuk mendekatkan ku dengan pemuda itu.

Wajah ku tertunduk dengan menahan tetesan emosi yang siap meluap mengalir bersama butir-butir air mata. “duuh,, tahan, karena hal ini memalukan bagiku, menangis di hadapan ayah..”  nantinya ayah akan menyangka macam-macam, dan lagipula aku tak ingin ayah cemas. Aku pun tak bisa berkata banyak saat menjawab pertanyaan-pertanyaan ayah. Hanya isyarat anggota tubuh yang bisa ku lakukan karena suara ku sudah mulai berubah menjadi parau menahan air mata ini. Sejujurnya, air mata ini tak dapat tertahan lagi melepas kepulangan ayah ke Banjarmasin. Karena ku tahu, sangat-amat jarang sekali ayah ku mau menjunguk kami di kontrakan ini. Dan juga ayah rela jauh-jauh dari Banjarmasin ke Martapura Cuma untuk mengantarkan uang untuk ku (padahal kan bisa lewat transfer ATM atau dititipkan seperti biasanya). Yah, mungkin ayah memiliki agenda tersendiri kenapa “tumben-tumbennya” menjenguk kami disini, dan kurasa itu ada hubungannya dengan pemuda itu.

Kita tinggalkan kisah pemuda itu, sejujurnya banyak hal yang ingin ku bicarakan dengan ayah, tapi... aah,, hubungan aku dan ayah akhir-akhir ini memang jarang terjadi komunikasi. Selain karena aku memang jarang ke Banjarmasin (hampir 1 bulan sekali saja aku ke Banajramasin) dan itu-pun jika aku ke Banjarmasin, pastinya aku datang pada sabtu malam dan dihari minggunya pagi-pagi sekali aku sering ke Banajarbaru lagi untuk menghadiri seminar dan semacamnya di kampus. Ditambah lagi kondisi rumah di Banjarmasin yang kurang kondusip untuk ku dan ayah berbincang-bincang seperti dahulu. Aku memang akrab dengan ayah ku, bahkan ayah ku sering “curhat” padaku dibandingkan dengan kaka-kaka ku lainnya. Sejak ibu telah menghadap pada-Nya, ayah ku lah yang mendidik ku. Menjadi single parent yang patut menjadi contoh bagi anak-anaknya memang bukan hal yang mudah. Bekerja membanting tulang dan harus memberikan pengajaran agama di malam harinya. Satu hal yang membuatku salut dan bangga terhapad ayah ku, ayah ku tak pernah melalaikan sholat, meskipun beliau terbaring di kasur Rumah Sakit dan beliau juga sering memberikan petuah-petuah yang sering membuatku “keras” dalam menjalani hidup ini.

Ayahku memang bukan tipe yang tegas dan keras, bahkan ayah ku tak tega jika melihat anak perempuanya menangis minta belikan sesuatu. Meski dengan uang yang ala kadarnya, ayah ku berusaha agar kebutuhan finansial kami tercukupi, meski terkadang kami harus menjalani hidup dengan HEMAT. Ayah ku juga bukan orang yang sangat relijius, meskipun begitu, ayah ku sering pergi ke mesjid. Suatu hal yang membuatku berterima kasih kepada yah ku adalah, karena sejak kecil, setelah kepergian ibu ku, hal yang pertama ayah ku didikan kepada ku adalah perkara agama. Sepulang sekolah dasar, ayah pasti menelpon ku dan menanyakan sholat dzuhur dan ashar ku. Dan saat sholat magrib-isya-subuh, aku dan ayah harus sholat berjamaah baik dirumah maupun di mesjid muhammadiyah. Dan setiap malam minggu, ayah ku pasti mengajak ku pergi, bukan untuk bermalam mingguan tetapi untuk menghadiri pengajian. Dan tentunya, setiap harinya aku harus tilawah minimal 1 halaman. Mungkin untuk anak seusia ku (kira-kira umur 8-12 tahun) hal itu dirasa cukup berat (survey, bertanya kepada teman-temanku dulu) tapi, aku rasakan hasilnya sekarang, paling tidak pengajaran agama itu membuatku mudah untuk menerapkan kepribadian islam di saat lingkungan ku banyak berbuat maksiat (so, untuk calon-calon ortu, jika anda ingin anak anda menjadi anak yang sholeh, maka sejak dini kenalkan lah ia dengan agama ini). Didikan ayah itu sanngat terasa kini. Kini aku tumbuh menjadi remaja (atau sudah wanita ya??) yang kata orang berwatak “keras atau Tegas” (tapi aku g’ suka dengan kekerasan lo?).

Ayah,, Meski aku tak pernah dan mungkin hingga akhir hayat ku pun tak pernah mengatakan aku sayang ayah, aku cinta ayah. Kau pasti tahu watak anak mu yang satu ini. Seorang gadis yang tak terbiasa mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata. Yang bisa ku tunjukkan pada mu hanyalah mematuhi perintah mu, melaksanakan apa yang kau inginkan terhadap ku (kecuali memang itu bertentangan dengan hati ku). Aku akan berusaha menjadi anak yang berbakti padamu, menjadi anak yang sholeh untuk ibu dan ayah. Hingga saatnya di akhirat akan ku hadiahkan surga untuk kalian berdua (dengan menjadi anak yang sholeh).

Untuk mu ayah ku,, maafkan aku, yang sekarang ini tidak bisa menjadi dokter yang akan merawatmu di hari tua, tapi aku akan berusaha menjadi kepala rumah sakit (minimal puskesmas) yang dapat menjamin mu mendapatkan penngobatan yang layak di hari tua mu. Maafkan aku sampai sekarang masih meminta uang saku padamu, tapi aku akan berusaha membangun Rok Suboer menjadi usaha yang dapat berkembang nantinya. Maafkan aku, belum bisa menjadi anak yang sholeh,, maafkan aku, seringkali mengecewakan mu dan membuatmu marah padaku. Dan Terima kasih atas didikan mu, pengajaranmu dan jasa-jasa mu yang tak terkira hingga sekarang. Aku Bangga Padamu,, Ayah ku.....

Ya Allah,, Ampunilah aku dan dosa ke Ibu Bapak ku, dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangi ku di waktu kecil. Ya Allah Luaskan dan Lapangkan lah kubur Ibu ku, dan ampunilah dia dari azab kubur dan neraka, serta berilah rizki yang lapang kepada Bapakku dan karuniailah kesehatan dan umur yang berkah padanya. Aamiin Ya Rabbul ‘alamiin...

Banjarbaru, 18 maret 2012
19:34 WITA 


NB: Hak cipta dan Hak milik hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala,, namun... ada baiknya jika di copas menyertakan link blog ini... sangpendambasurga.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar